Grinnews.id – Pionir dalam teknologi pangan, Steakholder Foods dari Israel, tampaknya menaruh minat besar pada pasar halal ASEAN, terutama Indonesia dan Malaysia.
Meskipun potensinya tampak menggiurkan, ketiadaan hubungan diplomatik dengan kedua negara ini memunculkan kendala bagi perusahaan.
Dilansir oleh Asia Nikkei pada Juli 2023, Steakholder Foods, yang berbasis di Rehovot, Israel, telah menjadi pelopor dalam menghasilkan daging dan makanan laut melalui kultur di laboratorium. Teknologi inovatif ini ditawarkan sebagai solusi alternatif untuk industri pertanian dan perikanan konvensional.
Menilik pasar halal yang berkembang pesat di ASEAN, khususnya di Indonesia dan Malaysia, Mor Glotter-Nov, Wakil Presiden Pemasaran Steakholder, menilai teknologi pangan Israel memiliki potensi luar biasa di kawasan ini.
Namun, tantangan lebih dari sekadar diplomasi; mencocokkan standar halal bagi komunitas Muslim dan Yahudi menjadi salah satu hambatan utama.
“Kami sangat berkomitmen untuk memastikan produk kami memenuhi standar halal, meskipun kami belum dapat memberikan jaminan penuh pada tahap ini,” kata Mor.
Mantan Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni, juga menambahkan perspektifnya mengenai potensi dan tantangan di pasar Indonesia.
“Di Indonesia, persepsi publik tentu menjadi pertimbangan. Isu politik mungkin menjadi salah satu hambatan,” ungkapnya.
Sebagai informasi tambahan, Steakholder Foods mencetak sejarah sebagai perusahaan pertama yang berhasil menciptakan ikan kerapu dengan teknologi bio-printer 3D, menggunakan protein nabati dan mikoprotein sebagai bahan dasarnya.