Grinnews.id – Pengamat politik Yusfitriadi menyoroti deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden.
Menurutnya, langkah ini mempengaruhi dinamika politik Indonesia dan mungkin bagian dari skenario untuk membatasi Pilpres 2024 hanya pada dua pasangan calon.
Yusfitriadi mengatakan bahwa keputusan Anies dan Cak Imin untuk berpasangan telah mengguncang jagat politik Indonesia. “Ini adalah fenomena yang sangat jelas dalam dinamika politik saat ini, terutama karena terjadi begitu mendadak,” ujar Yusfitriadi.
Menurut Yusfitriadi, ada lima indikasi yang menunjukkan bahwa deklarasi Anies-Cak Imin mungkin bagian dari skenario untuk membatasi Pilpres 2024 hanya pada dua pasangan calon:
1. Poros Politik PDIP
PDIP tampaknya menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon, mirip dengan Pilpres 2014 dan 2019.
2. Pertemuan Jokowi–Surya Paloh
Pertemuan ini terjadi tepat sebelum beredarnya kabar bahwa PKB menerima tawaran dari Nasdem dan Anies untuk menjadikan Cak Imin sebagai calon presiden.
3. Kasus ‘Kardus’ Cak Imin
Kasus ini mungkin merupakan upaya untuk ‘mengganggu’ Cak Imin, yang pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
4. Wacana Pasangan Ganjar–Anies
Ada kemungkinan bahwa Anies akan disandingkan dengan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
5. Kegamangan PKS
PKS tampaknya sedang dalam dilema, apakah akan tetap bergabung dengan Nasdem dan PKB atau keluar dari koalisi tersebut.
Yusfitriadi juga menekankan bahwa jika koalisi antara Nasdem dan PKB bubar, Anies bisa jadi akan ‘diuangkan’ karena ia bukan kader dari partai manapun dan elektabilitasnya saat ini juga tidak stabil.
“Ini akan sangat berbeda dengan Cak Imin, yang pasti akan memanfaatkan kondisi ini untuk positioning politiknya,” tutup Yusfitriadi.
Dengan analisis ini, Yusfitriadi menambahkan lapisan kompleksitas pada dinamika politik menjelang Pilpres 2024, yang tentunya akan terus berubah seiring berjalannya waktu.