Grinnews.id – Kota Bandung tengah berada dalam situasi darurat sampah. TPA Sarimukti, tempat pembuangan akhir sampah utama di kota ini, masih belum bisa beroperasi. Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, mengungkapkan bahwa kota ini sudah menumpuk lebih dari 10.000 ton sampah yang belum bisa diangkut.
“Kami telah mencoba untuk memanfaatkan lahan milik Pussenkav sebagai TPA darurat. Namun, usaha ini gagal karena lahan tersebut sudah difungsikan sebagai lapangan tembak,” kata Ema Sumarna dalam konferensi pers di Pendopo Kota Bandung.
Ema menambahkan, dari 135 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Kota Bandung, semuanya sudah mengalami overload. “Masyarakat bahkan sudah mulai menumpuk sampah di jalan-jalan. Ini adalah situasi yang sangat serius,” tegasnya.
Dalam upaya mencari solusi, Ema Sumarna telah berkomunikasi dengan Kasdam III/Siliwangi, Brigjen Agus Saepul. “Ada lokasi di Pasir Impun yang mudah-mudahan bisa kita manfaatkan,” ungkap Ema.
Sementara itu, Pemkot Bandung juga telah melakukan tindakan konvensional di lahan aset di Tegalega. “Kami telah menggali lubang untuk mengubur sampah organik sebagai bagian dari komposting,” jelas Ema, yang juga menambahkan bahwa tiga ekskavator telah dikirim ke lokasi tersebut.
Kondisi Terkini TPA Sarimukti dan Harapan
Ema menginformasikan bahwa TPA Sarimukti saat ini masih terdapat titik api dan asap. “Jika semuanya berjalan sesuai rencana, dalam dua hari lagi masalah ini bisa terselesaikan,” harapnya.
“Legok Nangka baru akan bisa digunakan pada tahun 2025. Tidak mungkin kita menunggu selama itu tanpa melakukan langkah konkret,” pungkas Ema Sumarna.
Dengan berbagai upaya yang sedang dilakukan, Plh Wali Kota Bandung berharap krisis sampah ini bisa segera teratasi. Ini menjadi ujian serius bagi pemerintah kota dalam menangani masalah lingkungan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
