Grinnews.id – Dalam upaya meningkatkan perlindungan terhadap kanker serviks, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengumumkan perluasan program imunisasi Human Papillomavirus (HPV) di seluruh negeri.
Kanker serviks atau kanker leher rahim menjadi penyebab kematian kedua tertinggi di Indonesia, sehingga program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk menjaga kesehatan anak perempuan.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P), Maxi Rein Rondonuwu, vaksin HPV akan diberikan tanpa biaya.
“Kanker serviks memiliki tingkat kematian hingga 50% karena banyak pasien yang datang terlambat. Oleh karena itu, kami mengajak anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun untuk memanfaatkan program imunisasi ini,” ucap Maxi, seperti dilansir dari situs resmi Kemenkes pada Kamis (10/8/2023).
Sejak tahun 2016, program imunisasi HPV telah diperkenalkan di DKI Jakarta. Hingga tahun 2021, program ini telah diterapkan di 20 kabupaten/kota dan pada tahun 2022 meluas ke 112 kabupaten/kota, dengan total 132 Kabupaten/Kota yang telah menerapkan program ini. Pada tahun 2023, pemerintah berencana memperluas program ini ke seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Dalam rangka mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks, pemerintah menargetkan capaian imunisasi HPV sebesar minimal 90%.
Sebagai bentuk komitmen, pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) dari empat kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Kemenkes, Kementerian Agama (Menag), dan Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) mengenai Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik.
Dengan SKB ini, sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, dan institusi pendidikan setara lainnya diharapkan dapat memastikan status imunisasi setiap peserta didiknya, termasuk imunisasi HPV.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah Indonesia berharap dapat memberikan perlindungan lebih kepada anak perempuan dan mengurangi risiko kanker serviks di masa depan.