Lompat ke konten

TERKINI

Pelajari Lebih Lanjut Mengenai Fotosensitivitas Untuk Cegah Kerusakan dan Kanker Pada Kulit

Ilustrasi kanker kulit
Ilustrasi kanker kulit

Grinnews.id – Suhu terik sinar matahari beberapa pekan terakhir telah membuat permukaan kulit terasa menyengat ketika berada di luar ruangan. Namun, kondisi ini hanya terjadi pada siang hari.

Saat memasuki petang, suhu mulai menurun, bahkan ketika memasuki tengah malam hingga dini hari, suhu bisa mencapai sekitar 17 derajat Celsius yang lebih dingin.

Cuaca ekstrem seperti ini seringkali menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk gangguan kesehatan kulit. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah fotosensitivitas, yaitu kondisi di mana kulit menjadi sangat sensitif ketika terpapar sinar matahari dan cahaya lainnya.

Laman Honestdocs yang ditinjau oleh dr. Scientia Inukirana menjelaskan bahwa fotosensitivitas adalah reaksi tubuh yang terlalu berlebihan terhadap paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari dan sumber cahaya lainnya, sehingga kulit menjadi lebih sensitif.

“Sebagian besar orang berisiko mengalami sengatan matahari saat mereka terpapar sinar matahari,” jelas dr. Scientia pada Rabu, 2 Agustus 2023.

Paparan sinar UV juga dapat menyebabkan kerusakan kulit dan kanker kulit. Orang yang memiliki fotosensitivitas dapat mengalami ruam kulit atau luka bakar, bahkan hanya dengan paparan sinar matahari yang sangat minimal.

dr. Scientia juga menjelaskan bahwa beberapa bahan kimia dapat menyebabkan reaksi fotosensitif. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menyebabkan dua jenis reaksi fotosensitif, yaitu fototoksik dan fotoalergi.

1. Fototoksik

Reaksi fototoksik terjadi ketika bahan kimia baru yang masuk ke dalam tubuh berinteraksi dengan sinar UV dari matahari. Beberapa obat-obatan seperti doksisiklin dan tetrasiklin adalah penyebab paling umum dari jenis reaksi ini.

Reaksi fototoksik dapat menyebabkan munculnya ruam kulit yang mirip dengan sengatan matahari yang parah, dan biasanya berkembang dalam 24 jam setelah terpapar sinar matahari.

2. Fotoalergi

Reaksi fotoalergi dapat berkembang sebagai efek samping dari beberapa obat atau bahan kimia yang ditemukan dalam produk kecantikan dan tabir surya.

Jenis reaksi ini cenderung memakan waktu beberapa hari untuk menimbulkan ruam setelah paparan sinar matahari.

“Penyebab fotosensitivitas umumnya terkait penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat kemoterapi, dan diuretik seperti furosemide dan spironolactone,” ungkap dr. Scientia.

Selain itu, beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan fotosensitivitas, seperti lupus eritematosa, erupsi cahaya polimorf, dan prurigo aktinik.

Menjaga Kesehatan Kulit

Sengatan sinar matahari yang parah dapat menyebabkan luka melepuh pada kulit, bahkan berisi cairan di dalamnya. Jumlah paparan sinar matahari yang diperlukan untuk menyebabkan reaksi fotosensitif sangat bervariasi antara individu.

Untuk mencegah gejala fotosensitivitas, batasi waktu yang dihabiskan di bawah sinar matahari. Gunakan tabir surya saat berada di luar ruangan, tutupi dan lindungi kulit Anda untuk mencegah reaksi fotosensitif.

“Orang yang terlalu peka terhadap cahaya dapat mengurangi gejala dengan menggunakan topi, kacamata hitam, dan kemeja lengan panjang saat berada di luar ruangan,” saran dr. Scientia.

Selain itu, menjaga pola makan, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, menghindari konsumsi minuman beralkohol, dan mengelola stres juga penting dalam menjaga kesehatan kulit.

Telah terbit : https://www.liputan6.com/regional/read/5360634/hindari-kerusakan-dan-kanker-kulit-kenali-lebih-jauh-fotosensitivitas