Grinnews.id – Efek dari implementasi QR Code My Pertamina terhadap transaksi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar subsidi kini mulai terasa. Data dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menunjukkan tren penjualan yang cenderung melandai.
Sebelum adanya digitalisasi di SPBU Pertamina, pertumbuhan penjualan Solar subsidi sempat mencapai angka mengesankan, yakni 7% pada periode 2017-2019.
Angka tersebut turun menjadi 4% di rentang waktu 2018-2019. Namun, sejak diterapkannya QR Code My Pertamina, pertumbuhan penjualan pada 2022 hingga proyeksi 2023 hanya berada pada angka 3%.
Erika Retnowati, Kepala BPH Migas, saat berbicara dalam Energy Corner CNBC Indonesia pada Selasa (10/10/2023), menjelaskan bahwa fenomena ini menunjukkan ada penurunan setelah diterapkannya aplikasi My Pertamina serta Program Subsidi Tepat.
Menurut Erika, meski konsumsi BBM jenis Solar di masyarakat tetap, terindikasi adanya penurunan tingkat penyalahgunaan. Ini menjadi bukti positif dari implementasi digitalisasi tersebut.
Namun, Erika juga mengingatkan bahwa kuota Solar diperkirakan akan segera habis menjelang akhir tahun. Hingga 5 Oktober 2023, konsumsi BBM jenis Solar sudah menyentuh angka 78% dari total kuota yang ditetapkan sebesar 17 juta kilo liter (kl). Di sisi lain, konsumsi BBM jenis Pertalite telah mencapai 70% dari kuota tahunan, yaitu 32,56 juta kl.
“Kami memprediksi kuota Pertalite masih akan cukup hingga akhir tahun, namun untuk Solar, ada kebutuhan tambahan,” pungkas Erika.