Grinnews.id – Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Cibeureum di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, masih menggunakan metode manual dalam pengelolaan sampah. Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sumedang, Helmi Hasanudin, TPAS ini belum memanfaatkan teknologi modern dalam operasionalnya.
“Pengelolaan sampah di TPAS Cibeureum masih dilakukan dengan sistem manual. Belum ada sentuhan teknis yang lebih modern,” kata Helmi Hasanudin. Ia menambahkan bahwa TPAS ini menggunakan sistem open dumping, di mana sampah dibuang tanpa perlakuan khusus.
“Seharusnya, pengolahan sampah dengan sistem open dumping memerlukan peralatan yang lebih lengkap, seperti kendaraan dozer dan kendaraan compactor,” ungkap Helmi.
Fasilitas yang Dibutuhkan
Kasubag TU TPAS Cibeureum, Sapna Sukarsa, menekankan kebutuhan instalasi saluran pembuangan gas metan. “Instalasi ini sebelumnya tersedia, tetapi terpaksa dipindahkan karena lokasi sebelumnya mengalami longsor,” jelasnya.
Berdasarkan data dari Bidang Pengelolaan Sampah, TPAS Cibeureum menampung sekitar 130 kubik sampah setiap hari dari 17 truk yang tersedia. “Jika dihitung per bulan, TPAS ini menampung sekitar 3.900 kubik sampah. Dari jumlah itu, ada sekitar 30 ton sampah yang bisa berkurang setiap bulannya, salah satunya karena keberadaan pemulung,” tutup Sapna Sukarsa.
Dengan kapasitas yang cukup besar dan masih menggunakan metode manual, TPAS Cibeureum menjadi contoh nyata dari tantangan pengelolaan sampah di Indonesia. Kebutuhan akan modernisasi dan peningkatan fasilitas menjadi hal yang mendesak untuk diperhatikan.
