Grinnews.id – Kota Bandung menghadapi ancaman serius berupa krisis sampah menyusul penutupan sementara TPA Sarimukti akibat kebakaran. Dampaknya, sampah menumpuk di berbagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di kota ini, termasuk Cicendo, Cibeunying, dan Turangga.
Engkar, petugas kebersihan di TPS Cicendo, terpaksa menutup gerbang TPS untuk mencegah longsor sampah ke jalan raya. Di TPS Turangga, 15 gerobak pengangkut sampah terpaksa diparkir karena warga terus membuang sampah. “Bau dan lalat mulai mengganggu warga sekitar. Ini situasi yang tidak bisa diabaikan,” kata Abud, petugas sampah di TPS Turangga.
Tarya, Camat Bandung Wetan, mengungkapkan kekhawatirannya. “Kami meminta warga untuk mulai mengolah sampah di rumah. Terutama bagi restoran dan rumah makan, mereka harus memilah sampahnya,” ujarnya.
Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, juga menunjukkan kekhawatirannya. “Kita harus memikirkan dampak jangka panjang, tidak hanya masalah pembuangan sampah. Saya berharap ini bisa segera diatasi,” kata Ema.
Sebagai langkah jangka pendek, Ema dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung meminta masyarakat untuk menahan sampah di rumah. “Kami akan terus menggalakkan program Kawasan Bebas Sampah (KBS) di seluruh RW di Kota Bandung,” tambahnya.
Ema juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat. “Program Kang Pisman harus terus disosialisasikan. Kejadian di TPA Sarimukti ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peka terhadap isu lingkungan,” pungkasnya.
Dengan situasi ini, Ema berharap ada percepatan dalam implementasi KBS. “Dari 154 KBS, kini sudah bertambah menjadi 230. Ini menunjukkan ada kemajuan, meski target kita adalah seluruh RW di Kota Bandung,” tutur Ema.
Krisis ini membutuhkan solusi cepat dan efektif. “Semoga ada inspirasi dan inovasi setelah kita tinjau langsung ke lapangan,” harap Ema, menegaskan bahwa krisis ini memerlukan aksi nyata dari semua pihak.