Grinnews.id – Kerusuhan melanda Dago Elos, Coblong, Bandung pada Senin (14/8/2023) malam. Konflik memuncak akibat rasa frustrasi warga setelah laporan mereka mengenai dugaan pemalsuan data dan penipuan tanah ditolak oleh Polrestabes Bandung.
Sejak pagi, empat pelapor—tiga perempuan dan satu laki-laki—telah mendatangi Mapolrestabes Bandung, menunggu kesempatan untuk melaporkan penipuan yang diduga dilakukan oleh sesama warga.
Setelah menunggu sekitar delapan jam, polisi hanya mengeluarkan berita acara wawancara tanpa mengambil tindakan lanjutan. Alasan yang diberikan adalah ketidaklengkapan bukti serta permintaan akan sertifikat tanah dari salah satu pelapor.
Ketegangan meningkat saat warga meminta penjelasan langsung dari polisi tetapi permintaan tersebut diabaikan. Warga yang kesal kemudian memblokade jalan dan memulai aksi protes yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Aksi pemblokiran jalan tersebut diwarnai dengan pembakaran ban dan pengerahan kendaraan water cannon oleh kepolisian.
Negosiasi yang awalnya tampak berjalan baik mendadak menjadi kacau ketika suara letusan gas air mata terdengar. Aksi saling lempar batu antara warga dan petugas kepolisian pun tak terhindarkan. Meski Tim Raimas berupaya mengendalikan situasi, kondisi tetap tegang hingga menjelang tengah malam.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono, menyatakan bahwa asal muasal gas air mata yang memicu kerusuhan bukanlah dari pihak kepolisian. “Kami sedang dalam negosiasi. Kami pastikan lemparan tersebut bukan dari kami,” tegasnya.
Situasi kembali kondusif pada dini hari Selasa (15/8/2023) setelah sejumlah warga yang dianggap anarkistis berhasil ditangkap.