Grinnews.id – Meski Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Asep Kusumah, mengklaim bahwa kualitas udara di wilayah ini masih dalam kondisi baik, beberapa zona di Kabupaten Bandung menunjukkan tingkat pencemaran udara yang cukup mengkhawatirkan.
Menurut Asep, Kecamatan Margahayu adalah salah satu daerah yang memiliki kualitas udara tergolong buruk. “Kepadatan penduduk dan keberadaan wilayah industri di Margahayu mempengaruhi tingginya emisi gas buang,” ujar Asep saat diwawancarai di Kecamatan Cimenyan, Kamis (24/8/2023).
Tak hanya Margahayu, wilayah lain seperti Soreang, Margaasih, dan Dayeuhkolot yang berdekatan dengan Kota Bandung juga mengalami masalah serupa. “Jumlah kendaraan yang melintas di wilayah ini sangat tinggi, terutama dari Tol Kopo hingga Jembatan Katapang Citarum,” tambah Asep.
DLH Kabupaten Bandung menggunakan sistem zonasi untuk mengukur tingkat pencemaran udara, bukan berdasarkan Desa atau Kecamatan. “Kami membagi menjadi beberapa zona, seperti zona industri di Majalaya dan zona transportasi, untuk lebih akurat dalam pengukuran,” kata Asep.
Pembukaan akses Tol baru oleh Pemerintah Kabupaten Bandung memang berdampak positif pada perekonomian, namun juga meningkatkan emisi gas buang dari kendaraan.
“Di zona industri, meski banyak menyerap tenaga kerja, tetap perlu pengawasan ketat terhadap limbah yang dibuang ke udara,” ungkap Asep.
Menurut Asep, sudah ada berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini, namun masih ada hambatan di lapangan yang tidak terduga.
“Kami telah membuka 10 akses pengaduan terkait kualitas udara, baik melalui call center maupun media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok,” pungkasnya.
Dengan adanya berbagai upaya ini, DLH Kabupaten Bandung berharap dapat mempertahankan kualitas udara yang baik sambil tetap memantau dan mengatasi zona-zona rawan pencemaran.