Grinnews.id – Aden Achmad, seorang penyandang disabilitas asal Bandung, bukan hanya sekedar berbicara tentang inklusi. Ia beraksi. Melalui keterlibatannya di Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Jabar, Aden berperan aktif memastikan Bandung menjadi kota yang ramah bagi semua warganya, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Dengan semangat yang tak pernah padam, Aden, yang menjabat sebagai Biro Hukum Advokasi dan Aksesibilitas di PPDI, rutin melakukan audit terhadap gedung-gedung dan jalur pedestrian di Bandung. Tujuannya? Memastikan setiap sudut kota ini dapat diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
Salah satu pengalaman menarik yang diceritakan Aden adalah saat ia mengaudit sebuah kantor di Cimahi. “Elevasi ramp di sana mencapai 30 derajat kemiringannya. Bagi saya yang menggunakan kursi roda, itu sangat berbahaya,” kenang Aden dengan nada gurau.
Namun, Aden mengakui bahwa Bandung telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam hal aksesibilitas. Meskipun demikian, masih banyak yang perlu ditingkatkan. “Beberapa fasilitas di gedung-gedung Bandung memang sudah ramah disabilitas, tapi masih ada yang belum sesuai dengan standar teknis Permen PUPR Nomor 14/2017,” jelasnya.
Menurut Aden, inklusi bukan hanya soal infrastruktur fisik. Lebih dari itu, inklusi adalah tentang bagaimana masyarakat dapat menerima dan menghargai keberagaman. “Infrastruktur yang ramah disabilitas akan sia-sia jika masyarakatnya tidak memiliki perilaku yang inklusif,” tegas Aden.
Dengan dedikasi dan semangatnya, Aden terus berjuang untuk mewujudkan visi Bandung sebagai kota inklusi. Ia berharap, di masa depan, setiap sudut Bandung akan ramah bagi semua warganya, tanpa terkecuali.
“Beberapa area di Bandung seperti Dago, Asia Afrika, dan Jalan Riau sudah mulai ramah disabilitas. Namun, kami masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Saya optimis, suatu hari nanti, Bandung akan dikenal sebagai kota inklusi,” pungkas Aden dengan penuh harap.