Grinnews.id – Rencana megalomania pembangunan patung ikonik Presiden Pertama RI, Soekarno, di kawasan ekslusif Perkebunan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendapat sorotan publik. Proyek monumental ini, yang akan mencapai ketinggian 100 meter, telah memasuki tahap vital: perizinan.
Lokasi Strategis dan Pembatalan Proyek Sebelumnya
Patung kolosal ini direncanakan berdiri di lahan eks proyek Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Sayangnya, proyek tersebut batal, membuka peluang bagi inisiatif monumen yang mengagumkan ini.Dukungan Besar dan Investasi Besar
Menurut Maman Sulaeman, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KBB, pelaksanaan pembangunan patung ini akan dikerjasamakan dengan konsorsium raksasa: Ciputra, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, dan artis pahat ternama, Nyoman Nuarta. “Pembangunan dimulai tahun depan dengan investasi yang mencapai Rp 10 triliun,” ungkap Maman, seperti dikutip dari TribunJabar.id.
Desain dan Alasan Modifikasi
Desain awal Patung Soekarno menampilkan beliau dalam posisi berdiri. Namun, demi keamanan penerbangan dan efisiensi biaya, sosok Soekarno kini dihadirkan dalam posisi duduk dengan pandangan ke kanan.
Proses Perizinan dan Kajian
Maman menekankan bahwa proses perizinan masih berjalan. Kajian-kajian tentang kelayakan lahan, termasuk potensi gempa bumi, juga sedang difinalisasi dengan LIPI ITB.
Optimasi Pariwisata dan Pendapatan Daerah
“Patung ini nantinya akan berkontribusi besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) KBB melalui sektor wisata,” jelas Maman.
Monumen Soekarno di Kota Bandung
Bukan hanya di KBB, Kota Bandung juga memiliki rencana pembangunan patung Soekarno dengan tinggi 22,3 meter di Taman Saparua. “Patung ini adalah aspirasi masyarakat dan didanai masyarakat dengan total Rp 15 miliar,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.