Grinnews.id – Sebagai upaya meningkatkan aksesibilitas masyarakat ke Stasiun Kereta Api Cepat Tegalluar, Jembatan Cibiru Hilir di Cileunyi, Kabupaten Bandung resmi beroperasi sejak Kamis (10/8/2023).
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, menyatakan bahwa jembatan baru ini akan mempersingkat waktu tempuh dari Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung ke Stasiun KA Cepat Tegalluar menjadi hanya 15 menit.
Jembatan Cibiru Hilir, yang memiliki panjang 734 meter dan lebar 9 meter, dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan memudahkan pergerakan kendaraan. Dengan jalur pejalan kaki di kedua sisinya, jembatan ini menawarkan akses yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat.
“Jembatan ini bukan hanya meningkatkan akses ke Stasiun KA Cepat Tegalluar, tetapi juga memperkuat konektivitas antarwilayah di Bandung,” kata Dwiyana. Ia menambahkan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari komitmen KCIC untuk memperluas jangkauan dan layanan ke stasiun KA Cepat, memastikan kenyamanan dan kemudahan bagi calon penumpang.
Selain Jembatan Cibiru Hilir, KCIC juga tengah mempersiapkan akses lain ke Stasiun Tegalluar melalui exit tol KM 151A dan Drop Zone Tol KM 151B. Integrasi dengan moda transportasi lain seperti shuttle bus, BRT Trans Metro Pasundan, Damri, dan taksi juga sedang dalam tahap perencanaan.
Sebagai tambahan, KCIC berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi hotel Bandung dan Summarecon, untuk menyediakan layanan shuttle ke stasiun dari berbagai titik di kota.
“Kami berupaya memastikan bahwa masyarakat dapat dengan mudah mengakses stasiun KA Cepat dari berbagai titik di Bandung,” jelas Dwiyana.
Pembangunan infrastruktur dan integrasi moda transportasi ini merupakan hasil dari kerjasama antara pemerintah daerah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan berbagai kementerian serta stakeholder terkait.
Dwiyana menegaskan, “Kami terus berkomunikasi dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk memastikan bahwa aksesibilitas dan integrasi antarmoda di semua stasiun dapat terwujud dengan optimal.”
Dengan semakin dekatnya peluncuran resmi KA Cepat, ekspektasi masyarakat terhadap layanan transportasi ini semakin tinggi. Dwiyana Slamet Riyadi menambahkan, “Kami berharap dengan adanya KA Cepat, mobilitas masyarakat akan semakin meningkat dan kemacetan di Bandung dapat berkurang.”
Selain itu, dengan adanya integrasi antarmoda transportasi, diharapkan masyarakat dapat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum. Hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara di Bandung.
KCIC juga berencana untuk mengadakan program promosi khusus bagi penumpang pertama yang menggunakan KA Cepat. Program ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat dan memberikan pengalaman positif bagi mereka yang belum pernah mencoba layanan ini.
Selain itu, KCIC juga tengah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak swasta untuk menyediakan fasilitas tambahan bagi penumpang, seperti area istirahat, pusat perbelanjaan, dan area kuliner di sekitar stasiun.
“Kami ingin memastikan bahwa stasiun KA Cepat tidak hanya menjadi tempat transit, tetapi juga menjadi destinasi bagi masyarakat,” kata Dwiyana.
Sebagai langkah awal, KCIC telah mengadakan pelatihan khusus bagi kru dan staf stasiun untuk memastikan pelayanan prima bagi penumpang. Pelatihan ini meliputi aspek-aspek seperti pelayanan pelanggan, keselamatan, dan operasional kereta.
Dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, diharapkan peluncuran KA Cepat nantinya dapat berjalan lancar dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Dwiyana menutup pernyataannya dengan mengatakan, “Ini adalah langkah besar bagi perkembangan transportasi di Indonesia, dan kami bangga dapat menjadi bagian dari perubahan positif ini.”